Purbaya: Yang Nongkrong di Starbucks Tiap Hari Ternyata Bukan Bea Cukai

Jakarta — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan hasil pemeriksaan terkait laporan masyarakat yang menyebut ada oknum pejabat Bea Cukai kerap nongkrong di gerai Starbucks. Setelah menelaah rekaman dan konfirmasi lapangan, Purbaya memastikan orang yang dimaksud bukan pegawai Bea Cukai.

Apa yang Dilakukan Pemeriksaan?

Purbaya menjelaskan kementeriannya menindaklanjuti aduan yang masuk melalui layanan hotline “Lapor Pak Purbaya” (WhatsApp). Tim meninjau pola laporan, memeriksa rekaman CCTV di lokasi, dan meminta keterangan saksi terkait.

  • Pemeriksaan CCTV di gerai Starbucks terkait hari dan waktu yang dilaporkan.
  • Verifikasi identitas melalui pakaian dinas, atribut, dan data kepegawaian.
  • Klarifikasi ke pihak terkait, termasuk eks Dirjen Bea Cukai yang kini Sekjen Kemenkeu.

Apa Hasilnya?

“Tindak lanjut aduan pada periode 17 Oktober ada beberapa ini ya. Ada aduan yang tidak benar, yaitu tidak benar bahwa Bea Cukai yang saya bilang nongkrong di Starbucks tiap hari, ternyata bukan Bea Cukai,” ujar Purbaya saat memberikan keterangan di Kantor Kementerian Keuangan, Jumat.

Purbaya menegaskan meski hasil pemeriksaan menunjukkan bukan pegawai Bea Cukai, ia sudah menginstruksikan pejabat Bea Cukai untuk mengingatkan staf agar tidak hadir di tempat publik mengenakan seragam dinas karena dapat menimbulkan persepsi negatif.

Pesan Tegas untuk Pegawai

Purbaya menegaskan tindakan tegas bila ada pegawai yang kedapatan memakai seragam dinas untuk nongkrong dan melakukan kegiatan yang tak pantas.

  1. Larangan mengenakan seragam dinas saat nongkrong di kafe jika tidak ada tugas resmi.
  2. Permintaan klarifikasi ke pimpinan Bea Cukai untuk tindakan internal bila diperlukan.
  3. Instruksi komunikasi publik untuk meredam spekulasi di masyarakat.

Bagaimana Respons Publik dan Lonjakan Aduan?

Laporan awal datang dari warga melalui nomor hotline Kemenkeu. Purbaya menekankan pentingnya peran masyarakat melaporkan dugaan penyalahgunaan jabatan, namun juga menekankan kehati-hatian agar tidak menuduh sebelum verifikasi.

“Saya mau melaporkan setiap hari saya melihat petugas Bea Cukai nongkrong di Starbucks lengkap dengan laptop…,” demikian salah satu pengadu yang kemudian ditindaklanjuti. Setelah pemeriksaan, klaim tersebut tidak terbukti identitasnya sebagai pegawai Bea Cukai.

Apa Implikasi Kebijakan Ini?

Klarifikasi Purbaya menegaskan dua hal utama:

  • Transparansi dan respons cepat: Laporan masyarakat ditindaklanjuti dengan pemeriksaan bukti nyata.
  • Etika penampilan pejabat publik: Pegawai negeri diminta menjaga profesionalisme dan citra instansi saat berada di ruang publik.

Kesimpulan

Kasus ini menunjukkan mekanisme pengaduan publik berjalan dan pemerintah merespons secara cepat. Meski tuduhan awal ternyata keliru, pesan Purbaya jelas: pegawai publik harus tetap menjaga etika, termasuk soal memakai seragam di tempat umum. Langkah verifikasi sebelum menyebarkan kabar juga ditekankan demi menjaga kredibilitas informasi di ruang publik.

— Laporan oleh redaksi Berita Ekonomi & Pemerintahan Indonesia

By d5qxy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *