Perkara Siswa Merokok Ditampar Kepala Sekolah Bikin Ratusan Murid Mogok Sekolah di Lebak
Lebak – Kasus siswa ditampar di salah satu SMA di Kabupaten Lebak, Banten, berbuntut panjang. Seorang siswa ditampar oleh kepala sekolah setelah ketahuan merokok di area sekolah. Insiden ini memicu reaksi besar dari para siswa lain hingga menyebabkan ratusan murid mogok bersekolah selama dua hari.
Duduk Perkara Menurut Dinas Pendidikan
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Banten, Lukman, menjelaskan bahwa kejadian bermula dari seorang siswa yang kedapatan merokok di belakang sekolah. Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Fitri, kemudian menegur dan mengingatkan siswa tersebut agar tidak mengulangi perbuatannya.
“Awalnya siswa itu merokok di belakang sekolah dan ketahuan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah menegur dan mengingatkan, tetapi mungkin dengan nada keras yang dianggap kasar oleh siswa,” kata Lukman, Selasa (14/10/2025).
Menurut hasil klarifikasi, Dini Fitri memang mengakui sempat menyentuh wajah siswa, namun tidak dengan niat melakukan kekerasan. “Menurut pengakuan kepala sekolah, memang sempat menepuk kepala siswa. Kami masih mendalami apakah tindakan itu bisa dikategorikan sebagai tamparan keras,” lanjut Lukman.
Klarifikasi Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga
Kepala sekolah Dini Fitri akhirnya memberikan klarifikasi kepada media. Ia mengaku menegur siswa secara spontan karena menahan emosi. Namun, ia menegaskan tidak melakukan pemukulan keras.
“Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat menepuk pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras,” ujar Dini.
Menurut Dini, kejadian bermula saat kegiatan Jumat Bersih di sekolah. Siswa tersebut tidak mengikuti kegiatan dan terlihat merokok di area kantin. Saat ditegur, siswa justru berbohong dengan mengatakan tidak merokok. Hal itu membuat kepala sekolah marah dan menegur dengan keras.
Ratusan Siswa Mogok Sekolah
Buntut dari insiden ini, sebanyak 630 siswa SMAN 1 Cimarga melakukan aksi mogok sekolah selama dua hari sebagai bentuk protes terhadap pihak sekolah. Meski begitu, seluruh dewan guru tetap hadir dan melanjutkan proses belajar-mengajar melalui sistem daring.
“Kita ASN tugasnya melayani. Walaupun siswa mogok, kegiatan belajar tetap berjalan secara online agar tidak ada yang tertinggal,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Emi Sumiati.
Pada Rabu (15/10), situasi mulai kondusif dan seluruh siswa kembali mengikuti kegiatan belajar di sekolah. “Alhamdulillah, anak-anak sudah kembali belajar seperti biasa,” tambah Emi.
Pemprov Banten Nonaktifkan Kepala Sekolah
Menanggapi viralnya video penamparan tersebut, Pemerintah Provinsi Banten mengambil langkah cepat. Sekretaris Daerah (Sekda) Banten, Deden Apriandhi Hartawan, mengatakan bahwa kepala sekolah akan dinonaktifkan sementara demi menjaga suasana tetap kondusif.
“Kita akan menonaktifkan sementara kepala sekolah yang bersangkutan sambil menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut. Tindakan kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat dibenarkan di dunia pendidikan,” tegas Deden.
Pemprov memastikan, jika terbukti bersalah, kepala sekolah akan dikenai sanksi disiplin sesuai ketentuan yang berlaku. Kasus ini menjadi perhatian publik sebagai pengingat pentingnya pendekatan edukatif tanpa kekerasan dalam pembinaan siswa.
Kesimpulan
Kasus siswa merokok ditampar kepala sekolah di SMAN 1 Cimarga menjadi pembelajaran penting bagi dunia pendidikan. Teguran keras tanpa kekerasan fisik harus diutamakan demi menjaga kehormatan guru dan hak siswa. Diharapkan ke depan, komunikasi antara guru dan murid bisa lebih humanis agar insiden serupa tidak terulang.
