Luhut soal Keuangan Proyek Kereta Cepat: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang
Jakarta – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya angkat bicara soal penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh. Proyek tersebut menjadi sorotan publik seiring dengan rencana restrukturisasi utang yang tengah disiapkan pemerintah bersama pihak China.
Utang Kereta Cepat Hanya Perlu Restrukturisasi
Luhut menjelaskan bahwa penyelesaian utang proyek kereta cepat seharusnya tidak menimbulkan kegaduhan publik karena tidak melibatkan APBN secara langsung. Menurutnya, yang dibutuhkan kini hanyalah proses restrukturisasi agar proyek dapat beroperasi lebih efisien dan berkelanjutan.
“Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang”
Sebagai pejabat yang sejak awal terlibat langsung, Luhut mengakui bahwa kondisi keuangan proyek memang tidak sehat sejak pertama kali ia menangani. Ia menyebut, “Restructuring saya sudah bicara dengan China karena saya yang dari awal mengerjakan itu, karena saya terima sudah busuk itu barang.”
Menurut Luhut, berbagai langkah perbaikan telah dilakukan, termasuk audit oleh BPKP serta perundingan intensif dengan pihak China. Hasilnya, China telah menyetujui proses restrukturisasi yang kini hanya menunggu pengesahan melalui Keputusan Presiden (Keppres).
Restu China dan Pergantian Pemerintahan
Luhut menyebut proses restrukturisasi sempat tertunda karena adanya pergantian pemerintahan, namun menegaskan bahwa tidak ada masalah serius. “Tapi kemarin pergantian pemerintah agak terlambat, sehingga sekarang perlu nunggu Keppres, supaya timnya segera berunding, dan sementara China sudah bersedia kok,” ujar Luhut.
Luhut Bantah Isu Jebakan Utang China
Luhut juga menepis isu bahwa proyek Kereta Cepat menjadi bagian dari jebakan utang China seperti yang terjadi di Sri Lanka atau negara lain. Ia menilai tudingan tersebut tidak berdasar dan menyarankan agar publik berbicara berdasarkan data, bukan asumsi.
“Kenapa terus bilang nanti Whoosh akan kita akhiri dengan South China Sea. Apa lagi ini? Kadang-kadang saya nggak ngerti, bicara. Jadi kalau kita nggak ngerti datanya, nggak usah komentar dulu,” tegasnya.
Proyek Berbasis Data dan Transparansi
Luhut menegaskan bahwa proyek Kereta Cepat dijalankan dengan berbasis data dan transparansi. Ia juga membuka pintu bagi siapa pun yang ingin mengetahui detail keuangan proyek tersebut untuk datang langsung dan melihat data yang dimaksud.
Kesimpulan
Pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan memperlihatkan komitmen pemerintah dalam menyelesaikan masalah keuangan proyek Kereta Cepat dengan pendekatan diplomatis dan data yang transparan. Dengan dukungan China dalam restrukturisasi, proyek ini diharapkan dapat beroperasi lebih efisien dan memberi manfaat ekonomi bagi Indonesia.
