7 Hal yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Telur Rebus Tiap Hari
1. Fungsi Kognitif Otak Membaik
Telur adalah sumber kolin yang penting untuk membentuk asetilkolin, neurotransmitter yang berperan dalam konsentrasi dan memori. Menurut studi dalam Behavioural Neurology, asupan kolin yang cukup dapat menurunkan risiko gangguan kognitif dan demensia Alzheimer.
2. Kolesterol Baik (HDL) Meningkat
Banyak orang khawatir telur meningkatkan kolesterol jahat. Faktanya, studi terbaru justru menunjukkan konsumsi telur rutin bisa menaikkan kadar High Density Lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik, berkat kandungan omega-3 dan lemak tak jenuh.
3. Terlindungi dari Kerusakan Retina Mata
Kuning telur rebus kaya akan lutein dan zeaxanthin, dua antioksidan yang melindungi retina dari radikal bebas dan cahaya biru berbahaya. Nutrisi ini membantu menjaga kesehatan mata dan mencegah degenerasi makula.
4. Rambut dan Kulit Makin Sehat
Telur mengandung asam amino sulfur seperti metionin dan sistein, yang penting untuk pembentukan keratin pada rambut dan kuku. Selain itu, sulfur juga membantu produksi glutation, antioksidan alami untuk melindungi sel tubuh.
5. Massa Otot Meningkat
Protein dalam telur disebut sebagai protein sempurna karena mengandung sembilan asam amino esensial. Konsumsi telur rebus setelah olahraga dapat merangsang sintesis protein otot, sehingga cocok untuk atlet atau orang yang sedang menjalani latihan kekuatan.
6. Berat Badan Turun
Telur rebus tinggi protein dan rendah kalori sehingga memberikan rasa kenyang lebih lama. Menurut studi, sarapan dengan telur bisa membantu mengurangi asupan kalori di siang hari, sehingga efektif untuk program diet sehat.
7. Produksi Sel Darah Meningkat
Kandungan vitamin B12, zat besi, dan folat dalam telur membantu pembentukan sel darah merah. Hal ini penting untuk mencegah anemia dan meningkatkan kapasitas tubuh mengangkut oksigen.
Kesimpulan
Makan telur rebus tiap hari memiliki banyak manfaat, mulai dari menjaga fungsi otak, melindungi mata, meningkatkan massa otot, hingga menurunkan berat badan. Namun, bagi penderita kolesterol tinggi atau diabetes, jumlah konsumsi sebaiknya disesuaikan dengan anjuran tenaga medis.

