Raksasa Jepang SoftBank Suntik Rp 32,5 Triliun ke Intel yang Sempoyongan
Jakarta – Intel, salah satu raksasa semikonduktor asal Amerika Serikat, tengah menghadapi tantangan besar dalam menjaga stabilitas bisnisnya. Tak hanya Pemerintah Amerika Serikat yang dikabarkan siap membantu, perusahaan investasi asal Jepang, SoftBank, juga resmi menyatakan komitmennya untuk menyuntikkan dana segar senilai Rp 32,5 triliun atau sekitar USD 2 miliar ke Intel.
SoftBank Jadi Pemegang Saham Besar Intel
CEO SoftBank, Masayoshi Son, menegaskan bahwa keputusan ini sejalan dengan kepercayaannya pada perkembangan industri semikonduktor di Amerika Serikat. Dengan investasi tersebut, SoftBank akan menjadi pemegang saham terbesar ke-6 di Intel, memperkuat posisinya di sektor teknologi global.

Dukungan Tambahan dari Pemerintah AS
Sebelumnya, laporan Bloomberg menyebut bahwa pemerintah Amerika Serikat berencana membeli sekitar 10% saham Intel. Rencana ini dikaitkan dengan kebijakan U.S. CHIPS and Science Act, di mana Intel telah menerima hibah senilai USD 10,9 miliar, termasuk untuk manufaktur komersial dan proyek keamanan nasional.
Komitmen SoftBank pada Industri Semikonduktor
Selain investasi ke Intel, SoftBank juga telah menggagas Project Stargate bersama OpenAI, sebuah inisiatif raksasa bernilai USD 500 miliar untuk membangun jaringan data center di Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan keseriusan SoftBank dalam mendorong transformasi digital dan memperkuat ketahanan pasokan chip global.
Dampak Strategis bagi Industri Global
- Intel mendapatkan modal tambahan untuk menjaga keberlangsungan produksi chip.
- SoftBank memperkuat portofolio di sektor teknologi strategis.
- Industri semikonduktor global lebih stabil dengan keterlibatan Jepang dan AS.
Dengan suntikan dana segar ini, Intel berpeluang memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain kunci di industri semikonduktor dunia. Di sisi lain, SoftBank memastikan dirinya tetap relevan dalam ekosistem teknologi yang semakin kompetitif.
Artikel ini akan terus diperbarui mengikuti perkembangan terbaru dari kerja sama Intel, SoftBank, dan Pemerintah Amerika Serikat.